Jangan Sampai Modern Menjadi Mudirrun

    Jangan Sampai Modern Menjadi Mudirrun
    Ilustrasi globalisasi

    Oleh : Siti Nur Afifah*

    PROBOLINGGO - Banyak orang terpanah dengan istilah modern. Sehingga modern menjadi gaya hidupnya. Kalau tidak mengikuti tren, maka takut dikatakan kuno, tidak modern, dan lainnya.

    Istilah modern dan kuno itu hanya sebuah istilah belaka, yang sebenarnya hanya di buat untuk mengaburkan pikiran-pikiran kita sebagai umat muslim.

    Proyek barat itu telah mampu membuat kita sebagai umat muslim terperangah. Meskipun terkadang istilah-istilah tersebut belum mampu kita pahami dengan sebaik-baiknya.

    Terus apakah karena tidak mengikuti perkembangan zaman kita dianggap tidak modern? Sebenarnya ini yang harus diselesaikan pada diri setiap orang, terlebih umat Islam. 

    Ada orang yang berbuat sopan santun kepada orang lain dikatakan tidak modern. Dan orang apabila naik sepeda dengan ugal-ugalan, memakai celana sobek-sobek, bertato, dan mabuk-mabukan baru dikatakan orang modern.

    Baca juga: Prematur Pendidikan

    Orang yang masih mempertahankan kebiasaan islaminya dengan memakai songkok, berbaju takwa, bersarung dan bersandar dikatakan tidak modern.

    Apa sih modern itu, apakah Islam tidak modern? Modern itu sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.

    Sebenarnya Islam lebih sangat modern. Pada saat Islam disampaikan oleh Rasulullah dengan ajaran yang sangat utuh berkait dengan tauhid, fiqh, akhlak dan syariat lainnya telah mampu mendobrak ajaran ajaran yang sangat jahil waktu itu. 

    Islam mampu membebaskan manusia dari belenggu tirani penguasa, kuasa dan harta benda. Sebagaimana di contohkan oleh Nabi Muhammad dan bahkan oleh para nabi yang lain.

    Ajaran Islam yang utuh ini jangan sampai hilang akibat arus globalisasi yang hanya karena kita ingin dianggap modern.

    Mestinya perkebangan apapun yang di alami oleh manusia dalam kehidupan ini tidak menghilangkan prinsip utama bahwa itu semata-mata untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berbuat baik bagi sesama manusia dan bahkan pada seluruh makhluk yang ada.

    Kalau karena ingin di sebut orang modern, kemudian tidak memiliki akhlak, tidak meliki kesadaran beragama yang baik. Lebih-lebih apabila melupakan Tuhannya, dan berbuat tidak adil bagi dirinya dan pada orang lain. Itulah modern yang menghantarkan pada mudirrun (sesuatu yang berbahaya).

    Agama harus menjadi nafas bagi setiap kemajuan dan aktifitas seorang pribadi muslim. Dan orang muslim harus memiliki kepribadian yang utuh agar tidak terkontaminasi dengan perkembangan zaman yang "terkadang" bisa menyesatkan.

    *Guru MTs Pondok Pesantren Darul Hikmah, Randutatah, Paiton, Probolinggo

    Ponirin Mika

    Ponirin Mika

    Artikel Sebelumnya

    Humor, Kitab dan Keakraban Kiai Romzi Al-Amiri...

    Artikel Berikutnya

    PWI Goes To Campus, Gelar Launching Sekolah...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Kapolri Sebut Pengamanan Nataru Akan Dilakukan 141.443 Personel
    Bantu Pencegahan Penyakit Kaki Gajah, Babinsa Kuala Kencana Dampingi Petugas Kesehatan Pada Saat Survey dan Pengambilan Sampel Darah
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami